Minggu, 18 Oktober 2015

#kelaSelasa Edisi 7 Oktober 2015

- #kelaSelasa

- Kolom Bahasa yang bagus tentang kerumitan menerjemahkan. Oleh @hermien_kleden #kelaSelasa

- Menerjemahkan, kata penyair Emily Dickinson, adalah surat ke arah siapa saja. Sebab ia mendekatkan dunia kepada kita #kelaSelasa

- Menerjemahkan (teks) barangkali tak tepat benar. Seperti kata @hermien_kleden "alih bahasa" terasa sempit maknanya #kelaSelasa

- Dalam penerjemahan, ide, konteks, imajinasi, suasana, dalam bahasa asli mesti turut "diterjemahkan" #kelaSelasa

- Barangkali agak tepat yang memakai istilah "pengindonesiaan". Atau "diindonesiakan" dari bahasa Inggris. Lebih netral #kelaSelasa

- Milan Kundera & Umberto Eco penulis yang menyoal "terjemahan". Eco: terjemahan adalproses politik yang menyakitkan #kelaSelasa

- Dalam "Art of Novel", Kundera mengkritik penerjemah acap terjebak pada "synonymizing reflex" dalam bahasa baru #kelaSelasa

- Eco menulis dalam Italia, Kundera dalam Ceko. Novel mereka diterjemahkan ke dalam banyak bahasa #kelaSelasa

- Esai Eco tentang riweuhnya terjemahan Foucault's Pendulum & The Name of The Rose, yang diinggriskan :) http://www.liquidsky.net/convivio/eco.htm … #kelaSelasa

- "Gengsi" sering bermasalah ketika ditulis karena ini bahasa lisan. Kedudukannya sebagai kata benda #kelaSelasa

- Kekisruhan itu seperti ketika kita menulis "jangan emosi, tak baik". Padahal, yang benar adalah "jangan emosional". #kelaSelasa

- Maka yang benar itu "jangan sok gengsi impor beras". Tapi ini tetap bermasalah karena bagaimana pun "gengsi" kata benda #kelaSelasa

- Gengsi awalnya berarti "sanak keluarga". Ini malah benar: "Tak ada gengsi di rumah saya" #kelaSelasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar