Sabtu, 18 April 2015

#kelaSelasa Edisi 14 April 2015

- Polisemi, homonim, homofon, kadang membuat kalimat sering salah dipahami. Seperti judul lagu ini #kelaSelasa

- "Di Situ Kadang Saya Merasa Sedih". Dalam kamus, "situ" bisa arah & danau. Penyanyinya kadang2 sedih jika berkunjung ke danau #kelaSelasa

- Arti "situ" yg merujuk arah mesti dicari pd syair lagu itu. Di situ konteksnya. Tp bagaimana jika kalimat itu berdiri sendiri? #kelaSelasa

- Seberapa jauh konteks melekat pada kalimat? Perlu tanya ke @uk_su, yg baru saya tau, nulis kolom soal itu di rubrik Bahasa #kelaSelasa

- Menurut sy, yg dhaif, sebaik2nya bahasa yang menghimpun kata2 spesifik untuk mengurangi salah paham makna. Konteks mengikuti #kelaSelasa

- Tapi dalam hal bahasa Indonesia, keinginan itu agaknya sulit tercapai. Karena bahasa ini ditopang dan dipengaruhi bahasa daerah #kelaSelasa

- Di kampung saya "kita" bahkan pengganti sangat sopan untuk menyebut "kamu". Di sana menunjuk langsung orang lain tak sopan #kelaSelasa

- Barangkali karena itu kita selalu kacau berbahasa Indonesia. Bahasa yang ditulis beda dengan yg diucapkan sehari2 #kelaSelasa

- Para pejabat kita bolak-balik mengucapkan "merobah" dan "'merubah", tak paham memakai "di" sbg kata depan dan imbuhan, dst #kelaSelasa

- Pdhl, konon, bahasa alat kuasa. Cermin pemakaiannya. Seperti seorang penguasa lalim yg kendalikan nama2 di awal kekuasannya #kelaSelasa

Jumat, 17 April 2015

#kelaSelasa Edisi 17 Maret 2015

- Dalam newsstory, peg (cantolan berita) sangat penting karena ia alasan artikel itu ditulis #kelaSelasa

- Peg juga membuat "cerita di balik berita" itu ajek #kelaSelasa

- Ciri news story adalah "dalam dan tuntas". Jenis tulisan ini menggali fakta dg informasi yg tak lagi mengundang tanya #kelaSelasa

- Misal: cerita korupsi pembelian TransJakarta pd 2013. Kasus lama, jd relevan krn ada pengumuman BPK audit pembelian itu sbg peg #kelaSelasa

#kelaSelasa 31 Maret 2015

- Wartawan dituntut tak "kagetan" ketika menulis berita, meski betul-betul kaget ketika meliputnya #kelaSelasa

- Contoh berita yang ditulis secara "kagetan" #kelaSelasa

- Menulis dg "kagetan" membuat berita jd bias dan infonya kurang #kelaSelasa

- Menulis secara "kagetan" menjadikan berita jadi stereotip. Seolah keliru jual sayur memakai motor sport, dst #kelaSelasa

- Menulis "kagetan" juga membuat kesan wartawannya miskin, meski begitu faktanya :) Kaget lihat pelayan warteg belanja tas Rp 2jt #kelaSelasa

- Dan cantik bukan predikat spt dalam kalimat ini. Predikat itu sebutan, gelar, dst #kelaSelasa

- Istilah paling menggelembung, karena hiperbolik dan klise, adalah "bapak bangsa" #kelaSelasa

- "Bapak bangsa" mungkin lahir setelah muncul "anak bangsa", istilah yg konon dipopulerkan Amien Rais setelah "Reformasi" 98 #kelaSelasa

- "Bapak bangsa" mungkin merujuk pada "The Founding Father", para pendiri negara. Karena itu "anak bangsa" kian tak jelas #kelaSelasa

- Pemakaian di sekitar kata itu yg bagus adalah judul novel Pramoedya A. Toer, "Anak Semua Bangsa". Puitis & merujuk pd ceritanya #kelaSelasa

- Sekian #kelaSelasa. Selamat makan siang

Kamis, 16 April 2015

#kelaSelasa Edisi 10 Maret 2015

- Marilah #kelaSelasa

- Beda liputan investigasi dan liputan mendalam adalah soal temuan. Investigasi mengungkap, mendalam cukup memaparkan #kelaSelasa

- Liputan investigatif mengungkap kejahatan yang ditutupi. Jika tak ada yang diungkap, ia liputan mendalam belaka #kelaSelasa

- Modal reportase: buka mata pasang telinga. Ketika mereportase kampung begal, bgimana denyut spiritual di sana. Adakah adzan, dll #kelaSelasa

- Kamus kita memakai kata-kata yang tak dipakai dalam keseharian: satai, capai, petai #kelaSelasa

- Dalam prakteknya kata-kata itu berubah disesuaikan dg pelafalan #kelaSelasa

- Dalam kamus, pete, rame, capek, sate, akan dirujuk pada kata yg berakhiran "ai". Kata itulah yg diberi arti #kelaSelasa

- Konon, bahasa soal kesepakatan & pemakaian umum. Dlm soal satai, petai, capai, ahli bahasa penyusun kamus setia pada yg asli #kelaSelasa

- Dan "sate" dipakai sejak 1974. Orde Baru mengoreksi "mart" jadi "maret". Mereka luput mengoreksi "sate" #kelaSelasa

- Rukun tulisan: ringkas dan jelas. Tulisan ruwet mencerminkan pikiran ruwet. Contoh... #kelaSelasa

- Mencoba bahasa asing. Berhasil jika tujuannya melucu #kelaSelasa

- Demikian #kelaSelasa

Rabu, 15 April 2015

#kelaSelasa Edisi 3 Maret 2015

- Sekalian numpang promosi, kolom bahasa di Tempo pekan ini :) #kelaSelasa


- "Pada 2002, ia merupakan Kepala Desa Mungkur..." Dalam jurnalistik menjadi, "Pada 2002, ia Kepala Desa Mungkur..." #kelaSelasa

- Bahasa jurnalistik tak sekadar harus baik dan benar, tapi juga hidup. Bahasa yang hidup menghindarkan diri dari formalitas #kelaSelasa

- Formal. "Dia cantik sehingga banyak teman yang suka main ke rumahnya." Hidup: "Dia cakep, jd bnyk teman suka main ke rumahnya." #kelaSelasa

- "Sepelemparan batu" enak dipake sbg ungkapan utk menunjukkan jarak yg dekat. Dlm fiksi mngkn bisa. Dlm jurnalistik bisa kacau #kelaSelasa

- Menampilkan ukuran definitif, meski perkiraan, akan menegaskan dimensi ruang dlm artikel jurnalistik. "Berjarak sepuluh meter.." #kelaSelasa

- Wartawan terlatih memperkirakan jumlah orang dlm kerumunan, jarak, dan ukuran2 lain krn penting menopang fakta dalam tulisan #kelaSelasa

- Sepelemparan batu jadi problem krn kekuatan lemparan tiap orang beda2, sehingga mengaburkan dimensi jarak & ruang dlm tulisan #kelaSelasa

- Atau "seperminuman teh". Minum teh sambil baca koran dan minum teh saat sedang haus pasti beda lamanya #kelaSelasa

- Cukup sekian #kelaSelasa dan terimakasih. Wassallam...