- Mari berkhidmat pada #kelaSelasa
- Kekaguman dan ketakjuban pada narasumber bisa menumpulkan daya kritis wartawan ketika wawancara #kelaSelasa
- Padahal dua modal wartawan: kritis dan curious. Jika hilang dua ini, jurnalisme menjadi cacat #kelaSelasa
- Sebaliknya, kebencian juga bisa menjerumuskan wartawan pada kenyinyiran yang menjengkelkan #kelaSelasa
- Jadi patokannya itu saja: kritis dan skeptis. Dua modal ini bisa memungkinkan wawancara bisa lengkap, bahkan mengungkap #kelaSelasa
- Ada 3 jenis wawancara: simposium, testimonial, profil. Hal2 mendasar dlm wawancara: nama narasumber, usia, pekerjaan, sekolah #kelaSelasa
- Jika tak kritis dan skeptis, karena kagum atau benci kepada sumber itu, hal-hal mendasar dlm wawancara bisa terabaikan #kelaSelasa
- Untuk media cetak, hal mendasar itu penting, agar tulisan dan narasumber tetap punya "wajah", agar tak dilibas televisi #kelaSelasa
- Tanpa kritis dan skeptis, seorang wartawan bisa memesan spageti ketika meliput restoran Prancis. Untung bukan sop buntut #kelaSelasa
- Tulisan bagus ditopang bahan yang lengkap. Bahan lengkap ditentukan saat wawancara. Wawancara baik jika kritis dan skeptis #kelaSelasa
- Bahan lengkap saja belum tentu tulisan jadi bagus, apalagi bahannya tak lengkap #kelaSelasa
- Contoh tulisan kisruh. Sudah jadi mayat masih ditembak, dikejar pula #kelaSelasa
- Sekian dulu #kelaSelas. Selamat merayakan makan siang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar