Minggu, 16 Februari 2014

#kelaSelasa Edisi 4 Februari 2014

- Mari berkhidmat pada #kelaSelasa

- Kekaguman dan ketakjuban pada narasumber bisa menumpulkan daya kritis wartawan ketika wawancara #kelaSelasa

- Padahal dua modal wartawan: kritis dan curious. Jika hilang dua ini, jurnalisme menjadi cacat #kelaSelasa

- Sebaliknya, kebencian juga bisa menjerumuskan wartawan pada kenyinyiran yang menjengkelkan #kelaSelasa

- Jadi patokannya itu saja: kritis dan skeptis. Dua modal ini bisa memungkinkan wawancara bisa lengkap, bahkan mengungkap #kelaSelasa

- Ada 3 jenis wawancara: simposium, testimonial, profil. Hal2 mendasar dlm wawancara: nama narasumber, usia, pekerjaan, sekolah #kelaSelasa

- Jika tak kritis dan skeptis, karena kagum atau benci kepada sumber itu, hal-hal mendasar dlm wawancara bisa terabaikan #kelaSelasa

- Untuk media cetak, hal mendasar itu penting, agar tulisan dan narasumber tetap punya "wajah", agar tak dilibas televisi #kelaSelasa

- Tanpa kritis dan skeptis, seorang wartawan bisa memesan spageti ketika meliput restoran Prancis. Untung bukan sop buntut #kelaSelasa

- Tulisan bagus ditopang bahan yang lengkap. Bahan lengkap ditentukan saat wawancara. Wawancara baik jika kritis dan skeptis #kelaSelasa

- Bahan lengkap saja belum tentu tulisan jadi bagus, apalagi bahannya tak lengkap #kelaSelasa

- Contoh tulisan kisruh. Sudah jadi mayat masih ditembak, dikejar pula #kelaSelasa

- Sekian dulu #kelaSelas. Selamat merayakan makan siang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar