Kamis, 26 Februari 2015

#kelaSelasa Edisi 17 Februari 2015

- #kelaSelasa

- "Jenderal Buwas sering diidentikkan dengan orang dekat Jenderal Budig". Kalimat seolah benar padahal rancu #kelaSelasa

- Rancu krn maknanya banyak: Buwas yg identik dg orang dekat BG, yakni seseorang entah siapa. Atau dia sendiri orang dekat BG #kelaSelasa

- Ada pemakaian "dengan" yg keliru karena yang benar adalah "sebagai" jika artinya Buws orang dekat BG #kelaSelasa

- Pemakaian kata hubung sering keliru sehingga mengacaukan kalimat. Ada cerpen "Fiona Benci dengan Paul Anka", mestinya "kepada" #kelaSelasa

- "Republik tak goncang kalau terornya tak semengerikan itu." Ini sangat lisan. Mestinya "sengeri itu" #kelaSelasa

- Menulis mesti intim dengan pembaca, tapi tak memakai bahasa lisan #kelaSelasa

- "Sosok" juga sering dipakai secara keliru. Sosok itu perawakan atau bayangan tubuh #kelaSelasa


- Soal kebahasaan dalam jurnalistik kini bermasalah di media online. Meski ilmiah, "penis" & "vagina" tak diterima mesin pencari #kelaSelasa

- Ada kolom menarik Jennifer Lindsay di Tempo edisi Inggris ttg konteks waktu dalam bahasa Indonesia #kelaSelasa


- Terutama pemakaian "sudah", "telah" yg dlm Inggris sepadan dg already. "Sudah" dipakai dlm konteks harapan, "telah" dlm realitas #kelaSelasa

- "Sudah punya anak?" Tak sama dg "telah punya anak?" Dlm b. Indonesia, konteks waktu ada dlm konteks pembicaraan, tak tersurat #kelaSelasa

- Apa lagi dalam bahasa lisan yang mamasukkan prokem. "Sejak kapan rumah ini ditinggalin?" #kelaSelasa

- Dalam bahasa ada logika kalimat yang mengakibatkan logika makna. Kacau salah satu kacau pula yang lainnya #kelaSelasa

- Karena itu makna yg benar ditunjang logika bahasa yang tertib oleh kalimat yang ajek. Logika tertib bersetumpu pikiran tertib #kelaSelasa

- Sekian #kelaSelasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar