Selasa, 16 Desember 2014

#kelaSelasa Edisi 25 November 2014

- #kelaSelasa yang telat

- Tak hanya foto, jurnalisme juga bisa selfie. Yakni artikel yang lebih banyak bercerita tentang diri sendiri alih-alih reportase #kelaSelasa

- Jurnalisme selfie jebakan menulis features. Sebab dalam features kesan penulis diizinkan masuk dalam artikel #kelaSelasa

- Contoh features ada di tulisan perjalanan. Jika tak mahir penulis akan tergoda narsis dalam tulisan dan lupa objek reportase #kelaSelasa

- Atau tulisan in memoriam, penulis bisa asyik menceritakan diri sendiri lalu lupa peran penting hidup orang yang dikenangnya #kelaSelasa

- Ada yang coba memadankan "selfie" dengan swafoto atau foto mandiri. Kita lihat mana yang lebih populer #kelaSelasa

- Tulisan perjalanan juga perlu angle, agar fokus, sehingga tulisan tak selayang pandang. Misal: ttg Paris dari ujung ke ujung #kelaSelasa

- Dg angle spesifik, tulisan perjalanan akan fokus memotret sebuah titik di tempat luas. Misal: sebuah kafe tempat debat Camus #kelaSelasa

- Tulisan selfie mungkin lebih cocok di blog karena sifatnya yang sangat personal #kelaSelasa

- Kesan dlm tulisan bersubjek "aku" tetap faktual (kutipan, reportase) bukan asumsi penulis. Misal: malam ini cukup dingin #kelaSelasa

- Daripada menduga-duga, tunjukkan saja suhunya. Pekerja malam sempoyongan menahan gigil dua derajat... Kira-kira #kelaSelasa

- Maka sebaik-baiknya tulisan jurnalistik adalah yang menyajikan fakta. Karena itu reportase penting: pengamatan dan wawancara #kelaSelasa

- Tulisan perjalanan, jika ia dimuat di media massa, harus bersetia pada kaidah jurnalistik, meski ia ditulis dg gaya personal #kelaSelasa

- Tulisan tanpa wawancara, tak ada kutipan, selain narsistik juga tak membumi. Hilang satu unsur jurnalistiknya #kelaSelasa

- Demikianlah #kelaSelasa. Pas sebagai twit ke-9.000 :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar