Kamis, 28 Mei 2015

#kelaSelasa Edisi 28 April 2015

- #kelaSelasa pertama di Palmerah

- Ketika menulis seringkali kita kena sindrom refleks, sehingga mmebuat kalimat keliru yg sepintas seperti benar #kelaSelasa

- Sbg judul tak terlalu keliru, tapi jadi aneh stlh baca beritanya. Mestinya: Tinja Separuh Warga Bekasi.. #kelaSelasa

- Ini juga kasus yg sering ditemui di media. Berani itu bukan kerelaan. Berani, ya, berani... #kelaSelasa

- Di kalimat kedua: "pemilik nama lengkap..." Nama itu bukan aset, yg menjadi milik. Ia melekat pd orang #kelaSelasa

- Sama juga sering kita baca, "perempuan pemilik tinggi badan 178 sentimeter..." Tinggi badan juga inheren #kelaSelasa

- Refleks dalam menulis juga kerapa mengacaukan logika. Ada kaki mayat MUNCUL dari dalam karung #kelaSelasa

- Yg paling sering "reflexology untuk", pemakaian 'untuk' yg tak pas bahkan keliru. Dibuang malah bener #kelaSelasa

- Kebakaran janggut [jenggot] sering salah dipakai. Umum disematkan kpd orang yg tersinggung lalu marah2 #kelaSelasa

- Kebakaran jenggot itu peribahasa kuno yg artinya bingung alang kepalang. Dan disematkan kpd orang yg tak terhubung urusannya #kelaSelasa

- Misalnya, saya disebut kebakaran jenggot karena gusar tak keruan mendengar tetangga membeli apartemen baru #kelaSelasa

- Sebab yg punya janggut (apartemen) itu tetangga saya, kenapa saya yg terbakar? #kelaSelasa

- Kalo DPRD marah karena anggaran elektronik, bukan kebakaran jenggot. Marah saja krn urusannya terusik #kelaSelasa

- Sekian #kelaSelasa, di antara sinyal yang letargik, debu dan deru mesin las

Tidak ada komentar:

Posting Komentar